Kenapa
Pendidikan Alternative harus ada?
Pertanyaan
itu mungkin harus kita jawab bersama. Dan saya akan memulai sedikit menguarai
pertanyaan di atas. Tidak bisa kita pungkiri bahwa hari esok tergantung dari
seberapa bagus kualitas generasi yang akan mengisi kehidupan dimasa mendatang.

Kemiskinan
di Negara ini tentulah bisa menjadi gambaran untuk memprediksikan masa depan
anak anak. Pada tahun 2011 saja BPS mencatat 29, 89 juta jiwa yang berada di
bawah garis kemiskinan itupun standar garis kemiskinan di Indonesia yang
di tetapkan FOA sangat miris. Pendapatan 7000 ribu rupia perhari sudah dianggap
tidak miskin. Dan standar BPS sendiri 7,791 rupia perhari.
Belum
lagi sector pendidikan dan kesehatan telah diprivatisasi oleh Negara ini.
Sehingga aksesnya tidak mudah untuk rakyat miskin.
Kondisi
ini di perparah karna sumberdaya alam yang seharusnya jadi sumber penghidupan
rakyat juga telah diprivatisasi oleh Negara sehingga monopoli
sumberdaya alam terjadi dimana mana. Kemiskinan di Indonesia bukan karna
kurangnya sumberdaya tapi melainkan karna tidak berpihaknya pemerintah pada
rakyat miskin dalam mengeola sumberdaya .
Seperti
yang telah dikemukan oleh peraih nobel ekonomi dari india Amarta sen
dalam tulisannya“ kelaparan dan kemiskinan di negara berkembang terjadi bukan
karena tidak tersedianya bahan makanan, tetapi karena masyarakat tidak
memiliki kebebebasan dalam memperoleh akses itu”.
Kurangnya
akses inilah yang menyebabkan kemiskinan dan hilangnya hak hak social, politik,
dan ekonomi rakyat miskin.
Jika
melihat kemiskinan dalam konteks anak anak dan pendidikan maka kitapun harus
tetap melihat fakta fakta yang telah di catat dalam angka angka sebagai
landasan paling dasar untuk kita melihat kondisi anak anak.
Hari
ini saja sudah tercatat 3,7 juta jiwa anak anak miskin. Mereka jadi
pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tak hanya jumlah pekerja anak
yang sangat menakjubkan jumlah anak anak yang putus sekolah tak kalah
menakjubkannya data komnas perlindungan anak di 33 propinsi pada tahun 2007
mencatat 11,7 juta jiwa anak yang mengalami putus sekolah.
Kemiskinan
membuat mereka tak mampu mengakses sekolah selain karna biaya pendidikan
yang tak mampu mereka penuhi.
Pembangunan
yang berorientasi pada pada sector materil dan berpusat dikota mendorong
derasnya migrasi kekota kota. Membuat makin banyak miskin kota.
Komunitas
pemulung adalah orang orang desa yang meniggalkan kampungnya berpindah kekota
dan menetap ataupun hanya datang pada musim musim tertentu. Salah satu
komunitas pemulung yang berdiam di jalan poltek UNHAS mereka datang
dari kecamatan tompobulu gowa desa malakaji.
Sudah
lebih dari 30 tahun mereka mulai ada jalan poltek unhas. Sejak awal
kedatangan mereka sudah bekerja sebagai pemulung hingga kini. Lokasi
tersebut telah banyak menampung orang orang dari malakaji. Mereka memiliki
ikatan kekerabatan satu sama lainnya.
Namun
tidak semua dari mereka hidup menetap kadang kadang ada yang datang di waktu
waktu tertentu. Atau seringakali ada yang berpindah di pemukiman pemulung
lainnya karna konflik antar sesama pemulung ataupun dengan pedagan
pengumpul.
Ada
beberapa kepala keluarga telah menetap bahkan sudah menjadi pemulung dan
bermukim ditempat tersebut lebih dari 30 tahun lamanya.
Daeng
Nali adalah pemulung terlama yang disana, jauh sebelum bangunan kampus UNHAS
berdiri dia telah bermukim disana. Ia pun belum memulung di dalam kampus
hanya mencari samapah plastic di sekitar perumahan terdekat dari
pemukimannya.
Sampah
sampah plastic saat itu belum ada gelas gelas dan botol botol plastic. Yang
bisa di dapatkan saat mencari hanya peralatan rumah tangga yang sudah rusak,
seperti baskom plastik, ember plastik, dan peralatan rumah tangga yang
berbahan plastik atau benda benda lainnya yang berbahan besi.
Mereka
membawa serta anak anak mereka hidup di kota. Setiap harinya Anak anak
bekerja seperti orangtua mereka . Dari pagi hari hingga sore mereka
mencari gelas plastic dan botol botol di sekitar kampus.
Jika
karung karung yang Anak anak bawa keluar mencari tak penuh sebelum sore
orangtua mereka akan marah bahkan kadang kadang ada yang dipukuli. Kekerasan
sangat sulit terhindarkan dari kehidupan anak anak pada komunitas pemulung.
Setelah
mencari plastic sampai jam empat sore jika waktunya menimbang mereka juga wajib
membantu orangtua membersihkan plastic plastic dan mengangkat plastic plastic
yang akan di timbang ke pedagang pengumpul.
Anak
anak ini juga kadang bekerja sambilan. Jika musim hujan tiba mereka ojek
payung. Jika malam hari beberapa diantara mereka jadi buruh angkat barang
barang belanjaan di salah satu pusat perbelanjaan terdekat dari rumah mereka.
Hampir
tak ada waktu luang untuk belajar. Sejak mereka bangun tidur pada pagi
hari sudah ada kewajiban untuk mencari nafkah yang harus mereka laksanakan.
Bekerja seperti telah menjadi tanggungjawab mereka pada orangtua.
Anak
anak memiliki hak hak yang telah banyak di atur dalam perundagan ataupun
konvesi konvensi intenatioanal. Termasuk hak mereka dalam memperoleh
pendidikan. Bahkan konvensi international tahun 1989 yang telah disepakati pbb
telah mengatur Negara Negara anggota untuk menyelegarakan pendidikan untuk semua
anak anak.
Dua
pasal dalam konvensi tersebut yakni pasal 28 dan 29 sangat jelas mengatur hal
tersebut. hak hak anak terhadap pendidikan sudah semestinya mereka peroleh
untuk keberlanjutan kehidupan yang lebih adil dan egaliter. Hak hak ini
harusnya lebih mudah mereka dapatkan sebab telah banyak aturan aturan yang
menguatkan hal tersebut.
Namun
faktanya setiap kali anda berjalan keluar rumah anda akan menyaksikan anak anak
di jalan sedang menenteng Koran atau seadang bernyanyi di pintu pintu mobil
yang sedang berhenti di lampu merah. sudah menjadi pemandangan biasa bahkan
mungkin seringkali anda kesal karna kehadiran mereka seringkali mengganggu
aktifitas

Jika
jalan jalan kepemukiman mereka, adalah pemandangan biasa jika menyaksikan anak
anak memikul karung karung berisi gelas gelas dan botol plastic yang
lebih besar dari badan mereka bahkan karung karungnya lebih besar di bandingkan
badan orang besar.
Kadang
anak anak ini menolak untuk bekerja mencari plastic jika hal ini berlangsung
lama anak terusir dari rumah.
Kebanyakan
dari mereka meniggalkan desa karna alasan perekonomian. Meski desa menyimpan
sumberdaya yang banyak arus migrasi tetap tak bisa terbendung.
Tidak
meratanya sumberdaya menjadi salah satu factor pendorong. Sumber
daya dalam hal ini adalah tanah. Padahal Salah satu sumber daya alam inilah
yang berpengaruh besar terhadap perekonomian satu keluarga. Pasalnya di desa
desa belum ada sector industry yang juga bisa jadi salah satu alternative
sumber penghidupan. Tanah menjadi sangat berperan penting sebab jika tak ada
tanah mereka tak bisa bertani.
Selain
itu pengelolaan sumberdaya di desa belum sesuai potensi yang di
milki orang orang desa. Hal ini disebabkannya kurangnya informasi tentang
pengelolaan sumberdaya alam. Ini tidak lepas dari peran pemerintah.
Perkembangan
pembangunan di kota yang sangat timpang dibandingkan desa juga jadi factor
pendorong orang orang bermigrasi ke kota untuk mencari peghidupan.
Jika
tak ada pendidikan kritis pada rakyat miskin kota maka kondisi ini akan tetap
langeng. Tentulah kita tak ingin melihat keberlangsungan system yang
meyengsarakan rakyat.
Kenapa
pendidikan kritis pada anak anak uraban adalah pilihan kita dalam bergerak?
hal ini pula yang harus kita jawab bersama dalam komunitas.
Seperti
yang telah saya kemukakan di atas bahwa anak anak adalah generasi yang akan
terus ada dan mengisi kehidupan dimasa masa mendatang dan tentunya jika kita
ingin hidup yang lebih baik dimasa mendatang tentulah dari sekarang kita harus
mempersiapkannya.
Pendidikan
kritis pada anak atau dikenal dengan Pedagogi kritis (critical pedagogy)
merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya membantu murid mempertanyakan
dan menantang dominasi serta keyakinan dan praktek-praktek yang mendominasi
(wikipedia).
Pedagogi
kritis (critical pedagogy) dapat dimaknai sebagai pendidikan kritis
yaitu pendidikan yang selalu mempertanyakan mengkritisi pendidikan itu sendiri
dalam hal-hal fundamental tentang pendidikan baik dalam tataran filosofis,
teori, sistem, kebijakan maupun implementasi implementasi.
Pedagogi
kritis mendapat pengaruh besar dari seorang pemikir yang bernama Paulo freire
mengemukan bahwa pendidikan harus dilaksanakan dalam upaya membebaskan
manusia situasi sosial dan pendidikan yang menekan, mendominasi dan menjadikan
manusia harus menerima apa adanya dalam situasi sosial yang ada tanpa menyadari
dan mengkritisi situasi tersebut.
Pedagogi
krtis dalam ideologi sebagai paraktek transformasi kondisi social yang
mengdominasi menjadi tatanan sosaial yang adil dan egaliter.
Dalam
prakteknya pendidikan kritis pada anak pengembangan kesadaran kritis melalui
pemahaman hubungan antara masalah individu dan pengalaman dengan konteks sosial
dimana individu itu berada, untuk itu langkah praxis penting untuk dilakukan
sebagai pendekatan reflektif atas tindakan yang melibatkan siklus teori,
aplikasi, evaluasi, refleksi dan kemudian kembali lagi pada teori. Siklus
tersebut akan mendorong kesadaran kritis manusia akan diri dan lingkungannya.
Tentunya ini praktik ini akan kita lakukan secara bersama sama.
Atas
dasar itulah kita membuat sekolah Rakyat KAMI sebagai wadah anak anak
urban poor memperoleh pendidikan alternative. Sebab di sekolah sekolah formal
praktek pendidikan kritis pada anak tentunya tidak akan kita temui.
Padahal
sangatlah penting memberi pendidikan krtis pada anak anak sejak dini dalam hal
ini urban poor agar nantinya mereka mampu kritis terhadap kondisi mereka saat
ini.
Seperti
apa bentuk pedagogy kritis yang akan yang tepat untuk kondisi anak anak anak
urban poor dan lebih khususnya lagi pemulung dan anak jalanan?
Kelas
tanpa batas ini hanya salah satu bentuk reflektif kita terhadap kondisi anak
anak pemulung yang seringkali berpindah pindah. Tidak bisa mengakses sekolah
formal serta sulit menyusaikan disekolah tersebut. dan yang paling penting
sekolah sekolah fomal ini tak hanya sulit diakses tapi juga tak menerapkan
kurikulum yang bebasiskan pedagogy kritis.
Meskipun
anak anak bersekolah disekolah sekolah formal karna tuntutan tatanan sosial
yang mengiring orangtua anak anak untuk bersekolah pada pendidikan formal
dengan harapan dapat merubah hidup. Bukan kesalahan pada orangtua yang memiliki
pandangan demikian karna pada dasarnya pradigma pedidikan formal yang di bangun
demikiaan adanya.

Karna
tidak menyadari kondisi ini orangtua tetap menaruh harapan besar pada anak anak
di pendidikan formil dan sebagai konsekuensinya anak anak ini banyak yang putus
sekolah bahkan sama sekali tidak sekolah.
anak
anak sangat sulit menyusaikan diri di sekolah baru. lingkungan pergaulan yang
berbeda. pelajaran yang tak mampu di kejar. kadang anak anak prustasi dengan
sekolah dan akhirnya seringkali membolos dan sampai akhir tak mau lagi
kesekolah.
Kelas
tanpa batas ini juga bukanlah hal yang paten untuk menjawab kondisi anak anak
urban poor dalam memperoleh pendidikan. Kedepannya kita bisa membuat bentuk
bentuk lain dari hasil refleksi, evaluasi setelah mempraksiskan konsep
kelas tanpa batas.
Kelas
tanpa batas ini konsep sederhananya adalah kelas yang mobile . kelas akan bisa
berpindah di beberapa tempat.
Kelas
diatas kendaraan (mobil) yang berisi buku buku anak anak dan alat alat
belajar yang lainnya. sehingga makin banyak anak anak pemulung dan anak anak
jalanan lainnya yang bisa kita jangkau. Bukan lagi hanya 30 anak anak yang saat
ini telah belajar bersama sama disekolah KAMI.
Tentunya
kelas tanpa batas ini harus tetap menjadikan pendidikan kritis pada anak anak
sebagai dasar kita dalam pelaksanaannya.
Media
belajar juga menjadi penting untuk di perhatikan. Media belajar yang sesuai
konteks lingkungan tiap komunitas. Agar anak anak ini bisa peka terhadap apa
yang ada disekitar mereka dan yang paling penting mereka tidak terasing dengan
lingkungan mereka disinilah peran media belajar sangat bermanfaat.
Selain
dua tujuan di atas media belajar yang sesuai konteks kelas dan lingkungan
mereka juga membantu kreatifitas anak anak juga pendamping untuk selalu
mengalih hal hal yang baru disekitar mereka.
Kelas
tanpa batas ini hanya salah satu model pendidikan alternative yang akan kita
lakukan tentunya dengan tidak meninggalkan model model pendidikan alternative
yang telah kita kerjakan sebelumnya pada komunitas pemulung. Dan akan terus
mencari dan menemukan model model pendidikan alternative yang lebih
efektif dan membawa perubahan tatanan social yang lebih baik.
sultan
salah satu anak anak yang belajar disekolah KAMI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar