"Sekolah RAKYAT KAMI terbentuk sejak tahun 2007. bergerak pada isu
pendidikan. Pada awalnya tak ada komunitas hanya mengajar baca tulis dan tak
rutin. Sekolah RAKYAT KAMI ini mendampingi anak-anak pemulung yang terletak di
pintu nol politeknik atau belakang workshop Unhas (pemukiman pemulung).
anak-anak berjumlah sekitar 30 orang lebih dengan kisaran usia 5-13 tahun.
beberapa diantaranya masih buta baca dan tulis.
Setelah 3 bulan berjalan pengajar bayak yang tak lagi bisa mengajar. Bahkan
vakum. Akhirnya salah satu pengajar yang masih bertahan menginisiasi mengajak
teman teman angkatannya dikampus ikut mengajar anak anak. Tak hanya itu
di bentuklah komunitas dengan nama sekolah RAKYAT KAMI.
Saat itu di buat juga susunan struktur organisasi dan aturan aturan di
komunitas. Untuk memudahkan kerja kerja teman teman dalam komunitas. Dan juga
jadi acuan untuk bekerja.
Setelah membuat stuktur dan pembagiaan peran dibuat juga rencana rencana
kerja komunitas selain pengajaran. Tak semua orang dalam struktur bertugas
mengajar. Ada yang bertugas menggalang dana untuk kebutuhan proses belajar
mengajar.
Kampanye pendidikan untuk semua juga dilakukan komunitas sekolah RAKYAT KAMI
melalui media alternative seperti tas yang bertulisakan pendidikan untuk semua.
Kampanye yang dilakukan sebelumnya melalui diskusi dan pencariaan bahan bahan
tentang pendidikan formil dan alternative.serta literatur literatur pendidikan
lainnya. juga kajian kebijakan pendidikan di luar komunitas
dulu sebelum mempunyai bangunan sekolah, anakanak belajar dipinggir makam.
Danau unhas, rumah warga. namun karena melihat antusias anak anak belajar, para
orangtua mereka berinisiatif membangun sekolah yang terbuat dari bamboo pada
tahun 2009.
Pembangunan sekolah dilakukan secara swadaya. Semua warga yang ada di
permukiman berperan aktif mewujudkan bagunan sekolah. Ada yang turut cari bahan
bahan bangunan yang di butuhkan. Ada yang mengambil peran mengangkut bahan
bagunan dari tempat bahan di peroleh kelokasi sekolah. Ada yang bekerja membuat
sekolahnya. Sebagiaan ibu ibu menyediakan logistic saat pembuatan sekolah.
Proses ini berjalan begitu saja tanpa proses rapat membuat kesepakatan
pembagian peran. Setiap orang mengambil peran semampunya.
Bahan bangunan di ambil dari sisi bamboo proyek proyek bangunan yang ada
disekitar kampus. Pengangkutannya dilakukan bersama warga dan pendamping
Sekolah rakyat kami. Anak anak juga turut membantu .
Baliho baliho kami kumpulkan dari lembaga mahasiswa untuk jadi atap. Atap
sekolah di kombinasi dari rumbia dan baliho. Pembuatan bangunan sepenuhnya di
kerjakan oleh orang tua anak anak.
Sekolah RAKYAT KAMI berada di daerah pemukiman pemulung tepat depan pemakam
politeknik. Saat ini Pemukiman tersebut dihuni sekitar 10 Kepala Keluarga (KK)
sedangkan yang berada di belakang perumhan Hamsi 15 KK. Dulunya lebih banyak
dari jumlah yang di sebutkan diatas.
Berkurangnya jumlah warga karna lokasi yang mereka tempati adalah milik
orang jadi jika pemilik ingin membangun di tanah mereka wargapun harus pindah
dan mencari tempat baru. Atau jika sedang ada konflik
Warga pemulung ini adalah masyarakat urban yang berasal dari kampung
Malakaji, Jeneponto. Mata pencaharian utama adalah memulung beberapa
diantara ibu ibu menjadi buruh cuci di rumah rumah yang ada di sekitar kampus
UNHAS. Tak hanya orang tua mereka yang bekerja anak anak juga
membantu orangtua untuk memulung.
Sekolah KAMI sangat sederhana. Luasnya sekitar 3 x 2 m. Memiliki 1 pintu dan
1 jendela tanpa horden. Selain itu, Kami memiliki karpet sebagai pengalas lantai
bambu sekolah, kemudian ada lemari berwarna biru tempat menyimpan buku dan alat
tulis serta dua whiteboard.
Kesemuanya itu adalah hasil sumbangan dari temanteman volunter sekolah KAMI.
Kini, Kondisi sekolah tidak sekokoh dulu lagi. Bangunannya sudah miring dan
sering bocor bahkan kebanjiran. Barangbarang kebutuhan sekolah pun sebagian
telah rusak dan hilang.
Sekolah KAMI kemudian mengumpulkan volunteer pengajar agar lebih
bayak orang yang memikirkan keberlanjutan pendidikan anak anak dengan cara membuat
pengumuman melalui jejarin sosial dan akhirnya mengadakan pertemuaan pertama
disekolah.
Teman teman voluntter baru dikenalkan konteks warga dan sekolah lalu member
ruang pada volunteer membuat metode pembelajaran , jadwal belajar, menggalang
dana untuk perbaikan sekolah dan penyediaan fasilitas belajar. Kami pun
memanajemen sekolah dengan lebih baik, membuat forum komunikasi grup di
facebook, melakukan pendataan atau kelengkapan administrasi, mengatur keuangan
sekolah, membuka kelaskelas baru untuk anakanak seperti kelas mengaji, kelas
keterampilan, kelas musik, kelas olahraga, kelas bermain, bahasa inggris dll.
Meskipun prioritas pengajaran kami tetap berlandas kebutuhan saat ini
kondisi bangunan sekolah rusak. dinding bangunan hampir semuanya sudah tak ada.
tiang penyangga bangunan patah, yang menyebabkan sekolah miring. tak hanya itu
lantai bambunya juga berlubang lubang.
sekolah ini telah 4 kali berpindah pindah tempat di sekitar lokasi
pemulungan karna tanah yang kami tempat selama ini dan sampai sekarang adalah
tanah orang yang sudah akan di banguni perumahan permanen. yang berarti sekolah
kami terancam akan kehilangan tempat.
tak hanya temapat dan kondisi bangunan yang sedang jadi masalah di komunitas
ini. fasilitas belajar lainnya juga sangat kurang.
tiga puluh orang anak ini sangat antusias belajar sebab mereka cukup sulit
menyusaikan disekolah formal. mereka adalah kaum urban yang seringkali
berpindah pindah. sebagai konsekuensinya anak anak ini banyak yang putus
sekolah bahkan sama sekali tidak sekolah. meski kami juga membantu mendorong
kesekolah formal namun banyak kendala yang dihadapi.
anak anak sangat sulit menyusaikan diri di sekolah baru. lingkungan
pergaulan yang berbeda. pelajaran yang tak mampu di kejar. kadang anak anak
prustasi dengan sekolah dan akhirnya seringkali membolos dan sampai akhir tak
mau lagi kesekolah.
sekolah KAMI memberi mereka ruang belajar sesuai konteks lingkungan anak
anak pemulung. tempat belajar mereka pun juga dilingkungan mereka. bahan ajar
juga semua hal yang dekat dengan lingkungan mereka. methode belajar kami buat
variatif sesuai semua fotensi anak anak. Bahkan jam belajar menyusaikan dengan
jam luang mereka selepas memulung
penulis : Rahiwati Sanusi
ada syarat buat menjadi pengajar sekolah KAMI??
BalasHapus